Halaman

Senin, 27 September 2021

Cerita Fiksi




                    Pahlawan Pengetahuan         

     Sekolah pun mulai dibuka kembali setelah libur sekian lamanya. Pertemuan yang tertunda kini jadi terlaksana akan tetapi seribu tugas langsung menumpuk bagaikan gunung. "Aisshhhhh tugas fisika lagi banyak amaatt mana aku Ndak faham lagi " keluh Fikar di pojok kelas. Pada saat yang bersamaan Wawan pun mendatangi Fikar " brukkkk !! nih buku pegangan fisika dari guru untuk menjawab soal- soal yang diberikan, ngerjakan bareng dirumah yuk ?". Fikar pun mengiyakan dengan muka yang lelah dan melas.
     Setiba di rumahnya Wawan,merekapun tidak jadi mengerjakan tugas fisika melainkan bermain game online. Setelah beberapa menit mereka bersenang senang tiba tiba mereka kelelahan dan akhirnya tertidur diatas buku buku fisika yang diberikan oleh guru. Wushhhhhhhh wushhhhhhh, mereka yang tertidur tiba - tiba melayang diatas udara dengan hembusan angin yang tinggi serta cahaya emas yang terpancar diiringi dengan suara gemerincing bel dari salah satu buku fisika yang diberikan oleh guru. "Woyyy wan ada apa ini mengapa kita tiba tiba melaayang ,siapa itu yang berbicara ?". "Aku tidak tauuuu dari tadi aku diam gimana ini cara kita turun !" jawab wawan sambil teriak teriak.
      Sebuah buku bersinar dan berkata " Aku adalah The Book Of Physic Power yang memilih kalian berdua untuk menyeimbangkan alam dan menegakkan ke Adilan, dunia ini sudah hancur karena ilmu pengetahuan manusia yang serakah,Aku akan memandu kaliann " phsicaaaaaaa !!!!!".  Mereka pun tiba tiba terbangun dengan dua  buku yang tersisa disebelah Wawan terdapat buku mengenai Hukum Newton dan disebelah Fikar terdapat buku mengenai Hukum Einstein. "Eh kar buku siapa ini dan kemana buku buku yang diberikan guru yang tadi kita bawa ? tanya Wawan dengan bingung. "Enggak tau yaaa tapi tadi aku seperti mimpi anehhh melayang di udara dan ada cahaya yang keluar dari buku masuk ke tubuhku."jawab Fikar." Wah akuuu jugaaaa !" Sahut Wawan dengan cepat.
     Wawan dan Fikar pun penasaran dengan buku yang tiba tiba tergeletak disampingnya dan mereka pun membacanya. "Newtonus graviuss !"kata wawan dalam hatinya tapi tiba-tiba seluruh benda yang berada di rumah wawan pun melayang ke udara. Kemudian dalam hati wawan berkata berhenti dan akhirnya benda benda disekitarpun berhenti. " Ensteinu relavityy " tiba tibaa fikar bergerak cepat layaknya sebuah cahaya.
    Tiba - tiba buku The Book Of Physic Power pun muncul dan berkata " Saatnya kalian keluar dari rumah ini dan lihatlah sekelilingmu." Wawan dan Fikar pun terkejud melihat zaman yang sudah berubah,  desa dimana mereka tinggal yang dulunya asri kini tak menyisakan satupun pohon dan tanaman hijau. Tiap jarak satu meter pasti dipenuhi oleh alat alat berat dan teknologi yang menimbulkan banyak polusi. Pabrik - Pabrik lebih megah dan mewah daripada tempat ibadah. Dulu sungai membiru kini sungai sungai menghitam dipenuhi sampah plastik yang berserakan. Banyak sekali masyarakat yang menjerit karena korban perang, dulu burung yang berterbangan kini nuklir yang berterbangan . Tanah - tanah meninggalkan bekas bom atom yang bersimpahan darah dan tulang. 
    "Inikah dunia yang diidamkan oleh para ilmuwan , inikah ilmu yang diciptakan Isac Newton dan Einstein !"kata wawan dan fikar. Buku itupun menjawab " tentu saja ini bukanlah ilmu pengetahuan yang diharapkan oleh ilmu pengetahuan, manusia sudah dibutakan oleh kekuasaan dan keserakahan oleh karena itu rebutlah kembali ilmu pengetahuan." Wawan dan Fikar pun menjawab dengan tegas " Kami berjanji akan merebut kembali ilmu pengetahuan yang sudah diciptakan oleh para  ilmuan agar tidak disalahgunakan oleh manusia yang gila kekuasaan, Ilmu pengetahuan bukanlah sebuah senjata perang namun ilmu pengetahuan adalah saling memberi manfaat bagi seluruh alam."

                                  TAMAT

Teks Eksplanasi Singkat

Cerpen Jenaka

Bakso Nuklir Dikala hujan meneteskan air dari langit, dikala suhu ruangan yang mulai naik bersebelahan dengan sebuah selimut,disaat itulah...

Teks Eksplanasi Singkat Gerhana Matahari